Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Perkuat Kolaborasi TB-HIV, Yamali TB Sulsel Inisiasi Pertemuan Lintas Sektor di kota Makassar

Gambar
MAKASSAR - Persoalan Tuberkulosis dan HIV atau perpaduan keduanya masih menjadi momok di masyarakat. Pandemi Covid-19 menjadikannya kurang informasi, padahal secara angka kasus kedua penyakit menular itu terus mengalami peningkatan kasus. Terbaru oleh WHO, Indonesia telah dinyatakan sebagai negara nomor dua penyumbang kasus TBC tertinggi dunia. Hal ini terungkap dalam kegiatan koordinasi bersama organisasi masyarakat sipil untuk penguatan kolaborasi penanggulangan TB-HIV yang dilaksanakan Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) Sulsel, di Makassar, Jumat siang (8/10). Manager SR Yamali TB Sulsel, Wahriyadi menjelaskan bahwa khusus di kota Makassar angka penemuan kasus terduga TB tahun 2020 berada di angka 15865, turun dibandingkan tahun 2019 yaitu 55850. Penurunan ini, katanya, bukan karena kasus TBC yang berkurang tetapi karena adanya pandemi yang menyebabkan orang enggan ke layanan kesehatan untuk memeriksakan diri. Wahriyadi menambahkan, selain dari kesadaran masyarakat,

Konsorsium Penabulu-STPI Telurkan 30 Pelatih Program TB Komunitas, Tersebar di 15 Provinsi

Gambar
Peserta pelatihan saat foto bersama Direktur P2ML dan Koordinator Substansi Tuberkolosis, serta NPD Eliminasi TBC Indonesia BOGOR - Prinsipil Recipient (PR) Konsorsium Penabulu-STPI sebagai pelaksana program untuk eliminasi TBC di Indonesia tahun 2021-2023 baru saja menelurkan 30 orang pelatih program TB Komunitas, Jumat, 1 Oktober 2021. 30 orang pelatih sebagai angkatan pertama ini dilatih oleh trainer Nasional bidang Kesehatan Dr. drg. Siti Nur Anisa, MPH., dan tim dengan protokol kesehatan ketat di Hotel Aston Bogor pada 26 September- 1 Oktober 2021. Meraka akan tersebar di 15 wilayah provinsi se-Indonesia di antaranya Sumatera Utara, Jambi, Bangka Belitung, Jawa tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. Program Manager, Barry Aditya melaporkan bahwa pelatihan ini selain untuk melahirkan pelatih saat kembali ke daerah masing-masin