Setahun Program Elminasi TBC Komunitas Berjalan, PR Penabulu-STPI Solidkan Tim dan Mitra Kerja di 30 Provinsi



BALI- Setelah hampir setahun menjalankan program TBC komunitas di tengah pandemi Covid-19, PR Konsorsium Penabulu-STPI mengadakan pertemuan Nasional yang melibatkan SR pelaksana program eliminasi TBC di 30 provinsi. Di Sulsel sendiri selaku pelaksana program TB Komunitas adalah SR Yayasan Masyarakat Peduli (Yamali) TB. Pertemuan dalam rangka kegiatan Lokakarya Asistensi Teknis Implementasi Program ini dilaksanakan di Denpasar Bali 05-10 Desember 2021.

Ketua panitia kegiatan yang juga selaku Manager Monitoring, Evaluasi dan Learning (MEL), Aris Subakti, dalam laporannya menyampaikan kegiatan diikuti masing-masing 3 perwakilan dari 30 SR provinsi dan satu SR tematik nasional yakni POP TB Indonesia.

"Kegiatan ini merupakan kegiatan susulan hasil pengajuan kita ke GF mengingat perlunya lokakarya ini.  Tujuannya, untuk melakukan evaluasi serta merumuskan strategi implementasi program pada tahun medatang dan membangun kemitraan multi stakeholder, juga sekaligus secara internal untuk membangun soliditas tim kita semua," tuturnya pada pembukaan kegiatan, Ahad malam, 5 Desember 2021. 

Kegiatan ini dihadiri oleh juga oleh seluruh tim PR Konsorsium Penabulu-STPI di bawah pimpinan Nasional Program Direktur, Heny Akhmad. Hadir pula pada kesempatan ini, Wakil CCM Indonesia, Dr. Rita Kusriastuti, AS Yayasan STPI, Nurul Nadia, serta AS Penabulu Budi Susilo.

Rita Kusriastuti, dalam sambutannya menyatakan bahwa tantangan komunitas dalam ipmlementasi program eliminasi TBC dua tahun terakhir ini adalah adanya pandemi Coid-19. Hal ini, sambungnya, menyebabkan menurunnya pelaksanaan investigasi kontak serta meningkatnya stigma TB di masyarakat.

“Sebab tahun 2021 ini raport kita tidak dalam program TB kurang memuaskan, meski kita tahu juga kendala-kendalanya. Karenanya kita berharap pertemuan ini menghasilkan langkah kongkret dan strategi yang terarah di tahun 2022, sehingga ke depan raport kita menjadi semakin membaik," tukasnya.

Menyambung harapan CCM Indonesia, AS Yayasan STPI Nurul Nadia, menyampaikan hal senada. Menurutnya, masa pendemi menyebabkan angka meninggal karena TB meningkat dan layanan TB menurun sebab SDM kesehatan terserap pada penanganan Covid-19 dan vaksinasi. PR konsorsium akan terus melakukan perbaikan agar mendapat nilai A sebagai pelaksana program TB di Indonesia. “Kami berkomitmen mendukung eliminasi TB, pertemuan ini agar ada perbaikan dan perencanaan tahun depan," Ucapnya.

Kegiatan ini akan berlangsung selama lima hari ke depan dengan sejumlah agenda seperti diskusi sitasi terkini TBC Indonesia serta kebijakan mulisektor bersama Kementrian Kesehatan RI, Kemendagri, Kementrian Desa PDTT, WHO Indonesia, dan USAID Indonesia TB Lead. 

Komentar